Sumber dan Teknik Mencari Data
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sebagai seorang mahasiswa tentu kita harus mengetahui bagaimanakah
meneliti sebuah kajian ilmu demi mendapatkannya sebuah kebenaran yang mudah dan
dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karna itulah betapa pentingnya kita mempelajari
ilmu metodhologi penelitian.
Metodologi Penelitian adalah ilmu yang membahas tentang sekumpulan
peraturan, kegiatan, dan Prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin
ilmu. Yang berguna untuk penemuan, pembuktian dan pengembangan Ilmu pengetahuan.
Dan jika kita lihat betapa pentignya ilmu ini.
Dan didalam makalah ini kami pemakalah akan membahas salah satu
materi yang ada dalam ilmu metodologi penelitian. Yaitu tentang apa yang
dimaksud dengan sumber data penelitian
dan bagaimanakah teknik mengumpulkan sumber penelitian tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Sumber data.
2.
Bagaimana teknik pengumpulan data
PEMBAHASAN
A.
Sumber Data
1.
Pengertian Sumber Data
Sumber data Adalah Subjek dari mana data dapat diperoleh[1]. Apabila Seorang peneliti menggunakan
kuesioner atau Wawancara dalam pengumpulanya maka seseorang yang diwawancarai
tersebut menjadi Sumber Data. Dan sumber data itu disebut Responden.
Apabila peneliti menggunakan teknik Observasi, maka sumber datanya
bisa berupa benda, dan Proses sesuatu penelitian atau pun gejala-gejala Alam.
Seseorang yang meneliti tentang kaum-kaum yang diazab Allah didalam Al-qur’an.
Maka Sumber data tersebut Adalah Al-Qur’an sedangkan Ayat-ayat yang
bersangkutan tentang kaum-kaum terdahulu itu disebut Subjek penelitian atau
Variabel penelitian sedangkan objek penelitianya adalah kaum-kaum yang diajab
itu tersendiri.
2.
Pembagian sumber Data
Untuk mempermudah mengindetifikasi sumber data, prof. Dr. Suharsimi
Arikunto didalam bukunya yaitu prosedur penelitian dapat mengklasifikasikan menjadi 3 tingkatan yang
berawalan P dalam bahasa Inggris. Yaitu sebagai berikut :
·
P : Person, Sumber data berupa Seseorang (Manusia)
·
P : Place , Sumber data berupa Tempat.
·
P : Paper, Sumber data berupa Kertas/ Simbol.
Keterangan singkatnya, Sebagai berikut :
Person
yaitu sumber data yang bersumber dari seseorang berupa jawaban dengan cara
Wawancara baik dengan lisan maupun tertulis seperti angket.
Place
yaitu sumber data yang berupa tempat suatu keadaan. Baik itu keadaan Diam dan
Bergerak. Maksudnya diam dan gerak adalah :
o Diam misalnya
ruangan, gedung, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain.
o Bergerak
misalnya Aktivitas, kinerja, gerak tari, ritme nyanyian, sajian sinetron,
kegiatan belajar-mengajar dan lain sebagainya.
Baik diam dan gerak merupakam sumber data dengan menggunakan teknik
observasi.
Paper
yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf , angka, ayat,
benda, gambar atau simbol-simbol lain. Dan perlu dipahami juga bahwa paper
bukan hanya sebatas kertas tetapi dapat berupa batu, kayu, tulang dan lain
sebagainya, yang cocok untuk penggunaan teknik Dokumentasi.
Ataupun ada yang membagikannya sumber data
untuk memudahkan peneliti memilih metode pengumpulan yang tepat dan hasil yang
bagus itu menjadikan sumber data menjadi
2 yaitu Sumber data primer dan sumber data Sekunder [2] :
1.
Sumber data Primer
Sumber
data primer adalah sumber data yang
langsung disampaikan kepada pengumpul data baik tertulis maupun tidak tertulis.
2.
Sumber data Sekunder
adalah Sumber
data yang disampaikanya secara tidak langsung baik lewat orang lain ataupun
dokumen.
Tetapi jika
dilihat dari wilayah sumber data yang dijadikan subjek penelitian, maka dikenal
menjadi 3 jenis Penelitian :
1.
Penelitian Populasi
2.
Penelitian Sampel.
3.
Penelitian Kasus
Pengertian dari 3 penelitian tersebut adalah :
1)
Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian[3].
apabila seseorang ingin meneliti sebuah ayat tentang shalat didalam Al-qur’an
maka, semua ayat yang menunjukan kepada shalat di jadikan subjek penelitian.
2)
Penelitian Sampel adalah penelitian yang yang hanya meneliti
sebagian dari populasi sebuah subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti sebuah ayat tentang shalat didalam Al-quran. Berhubung keterbatasan
waktu, Ilmu, tenaga dan dana . Maka sang peneliti hanya mengumpulkan data dari
sebagian ayat yang menunjukan pada shalat untuk dijadikan subjek penelitian.
3)
Penelitian Kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif
terinci dan mendalam terhadap suatu Ayat, organisasi, lembaga atau gejala
tertentu. jika dilihat dari segi wilayahnya , maka penelitian kasus hanya
meneliti dari sebagian yang sangat sempit . tetapi jika dilihat dari sifat
penelitian , penelitian kasus itu lebih mendalam.contohny apabila seseorang
ingin meneliti tentang shalat yang terdapat di dalam surah Al-Ankabut ayat
45.maka yang diteliti hanya lah ayat shalat yang terdapat didalam surah
Al-Ankabutt ayat 45.
B.
Teknik Pengumpulan Data
Langkah yang paling utama dalam
mendapatkan data pada penelitian adalah dengan teknik pengumpulan data. Semakin
tepat teknik yang dipakai dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh
semakin valid dan reliable.
Metodologi penelitian—kuantitatif atau
Kualitatif—sangan menentukan teknik pengumpulan data. Dalam penelitian
kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data: interview (wawancara), kuesioner
(angket), observasi. Sedangkan dalam penelitian kualitatif dikenal dengan teknik
pengumpulan data: observasi, interview (wawancara), dokumen, triangulasi
(gabungan).
1.
Interview (wawancara)
Metode wawancara adalah metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan lisan dari seseorang yang
disebut responden melalui percakapan yang sistematis dan terorganisasi[4].
Ketika hendak melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan dan ingin mengetahui hal-hal yang
lebih mendalam dari responden, maka cara atau teknik yang digunakan adalah
interview atau wawancara[5].
Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya
Metode Penelitian menukil pendapat Sutrisno Hadi yang mengemukakan anggapan
yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik wawancara dan
kuesioner adalah sebagai berikut:
“Bahwa responden adalah yang paling
tahu tentang dirinya sendiri. Apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti
adalah benar dan dapat dipercaya. Interpretasi subyek tentang
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa
yang dimaksudkan oleh peneliti.”
Pewawancara seharusnya memperhatikan
sikap dan etika pada saat datang, duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keramahan,
kesabaran, serta penampilan karena akan sangat berpengaruh terhadap jawaban
dari responden[6]. Karena
teknik ini akan selalu terjadi kontak pribadi.
Wawancara dapat dilakukan dengan cara
terstruktur atau tidak terstruktur dan juga dapa dilakukan dengan tatap muka
(Face to face) atau dengan menggunakan alat komunikasi serperti handphone.
A.
Macam-macam Wawancara
1.
Wawancara Terstruktur
Ketika peneliti telah mengetahui
tentang informasi yang akan diperoleh, maka pengumpulan data dapat dilakukan
dengan teknik wawancara terstruktur. Maka dari itu pewawancara memiliki
beberapa pertanyaan yang telah disusun sebagai panduan wawancara[7].
Setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan jawaban dari responden ditulis
atau dicatat oleh pengumpul data.
Selain peneliti menyiapkan instrumen
yang berupa pertayaan-pertanyaan, pengumpul data juga dapat menggunakan alat
bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dll.
2.
Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara bebas yang mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap. Pewawancara hanya berpedoman pada
garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan[8].
Teknik ini sering digunakan pada
penelitian pendahuluan. Peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang
tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti
dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel yang harus diteliti.
Bahkan penelitian mendalam tentang responden dapat dilakukan dengan teknik ini.
Pewawancara yang menggunakan teknik
ini sama sekali belum mengetahui apa yang akan didapatkan dari data. Maka dari
itu pewawancara lebih banyak mendengarkan jawaban dari responden setelah
mengajukan pertanyaan kepadanya. Pewawancara menanyakan pertanyaan selanjutnya
dengan cara menganalisis jawaban yang sudah dijawab oleh responden.
B.
Penentuan Kualitas Informasi masalah
Dalam teknik ini terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi baik secara langsung atau
tidak langsung. Faktor-faktor tersebut berasal dari kualitas pewawancara,
responden, sifat dan manfaat permasalahan, pencatatan, dan lingkungan wawancara[9].
1.
Kualitas pewawancara
Pewawancara bukan hanya bermodalkan
rasa ingin tahu yang besar, akan tetapi harus mempunyai penguasaan masalah,
teori, penguasaan metode wawancara dan daya tanggap yang peka harus dimiliki
oleh pewawancara.
2.
Kualitas Responden
Responden bukan hanya yang menguasai
informasi, akan tetapi yang dapat mengungkapkan pikiran-pikirannya dengan
menggunakan bahasa dan makna yang mudah dimengerti.
Selain itu, kesedian responden untuk
memberikan data secara tuntas dan objektif informasi yang berhubungan dengan
masalah juga menentukan mutu wawancara.
3.
Sifat dan Manfaat permasalahan
Apabila sifat permasalahan dan
solusinya berdampak positif dan menguntungkan bagi responden, maka wawancara
akan berjalan dengan lanncar. Sebaliknya, jika sifat permasalahan dan
pemecahnya berdampak negatif pada responden, maka wawancara akan gagal dan
tidak akan mendapatkan informasi yang benar.
4.
Pencatatan
Pencatatan hasil wawancara juga
menentukan mutu dari hasil wawancara. Maka dari itu semestinnya jangan sampai
ada bagian dari informasi yang hilang. Pencatatan dapa dilakukan dengan cara
mencatat langsung, menggunakan alat perekam, dan pencatatan dari ingatan.
5.
Lingkungan wawancara
Pemilihan tempat wawancara yang baik,
seperti di tempat yang tenang dapat menghasilkan mutu hasil wawancara yang
lebih baik daripada wawancara di tempat yang ramai, bising seperti di pinggir
jalan yang ramai suara mesih kendaraan bermotor.
2.
Observasi
Teknik ini tidak hanya terbatas pada
orang, seperti halnya teknik wawancara dan kuesioner, tetapi juga obyek-obyek
yang lain[10]. Inilah
yang menjadikan teknik ini mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan
dengan teknik pengumpulan data yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Teknik
ini dapat digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam.
Peneliti bukan hanya sekedar mencatat
data, tetapi juga melakukan pertimbangan dan juga melakukan penilaian ke dalam
suatu skala bertingkat[11].
Misalnya dalam memperhatikan reaksi penonton film di bioskop, bukan hanya
mencatat reaksi itu, dan berapa kali muncul, akan tetapi peneliti juga menilai
reaksi tersebut sangat, kurang, atau tidak sesuai dengan kehendak peneliti.
Peneliti juga dapat menggunakan
alat-alat bantu untuk mengamati kejadian yang kompleks, misalkan menggunakan
kamera, tape recorder, dsb, untuk diamati dan dianalisis setelah rekamannya
diputar.
Dari segi pelaksanaan pengumpulan
data, observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu observasi berperan serta dan
observasi tidak berperan serta.
A.
Observasi Berperan Serta (Participant
Observation)
Pada observasi ini, peneliti dapat
menghasilkan data yang lebih lengkap dan tajam, karena peneliti ikut serta
dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti juga
langsung dapat merasakan suka dan duka apa yang dilakukan oleh sumber data.
B.
Observasi Non-Partisippan
Observasi ini ialah kebalikan daripada
observasi berperan serta yang telah dijelaskan diatas. Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat
langsung dan hanya sebagai pengamat independen[12].
Dengan cara ini peneliti tidak akan mendapatkan data yang mendalam dan tidak
dapat merasakan suka duka yang dilakukan oleh sumber data.
3.
Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila mana peneliti mengetahui dengan pasti apa
yang diharapkan dari responden dan tahu variabel yang akan diukur[13].
Satu kuesioner atau angket adalah satu set tulisan yang berisikan
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat agar responden menjawabnya[14].
Teknik ini dilakukan dengan cara
menyebar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden, baik jumlah
respondennya sedikit atau banyak. Penyebarannya dengan cara memberinya secara
langsung kepada responden atau via internet, dsb.
peneliti perlu untuk memperhatikan dan
lebih selektif dalam memilih responden yang akan dijadikan sampel. Apabila
peneliti salah dalam menentukan sampel, maka informasi yang akan didapatkan
peneliti akan kurang maksimal.
Disisi lain teknik pengumpulan data
ini mempunyai kelemahan yaitu angket yang disebarkan sukar kembali[15].
Solusinya ialah sebaiknya penulis mengirimkan surat kepada responden hanya
sekedar sebagai mengingatkan responden, tentunya dengan cara yang sopan dan
tidak memaksa.
4.
Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu[16].
Bisa berbentuk tulisan seperti biografi seorang tokoh, sejarah kehidupan, dsb ,
gambar seperti foto, sketsa, dll, atau karya-karya monumental dari seseorang
seperti karya seni patung, lukisan, karya film, dll.
Dibanding dengan metode yang lain,
metode ini dapat dikatakan lebih muda, yaitu dalam arti apabila terdapat
kesalahan atau kekeliruan sumber datanya masih tetap dan belum berubah. Dalam
metode ini yang diamati adalah benda mati bukan benda hidup[17].
Akan tetapi peneliti juga harus
mencermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi, seperti
autobiografi yang ditulis untuk dirinya sendiri sering subyektif.
5.
Triangulasi (gabungan)
Dalam teknik ini peneliti
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada[18].
Dalam melakukan teknik ini sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus
menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber data. Dengan Teknik ini akan lebih
menguatkan data.
Triangulasi atau gabungan pengumpulan
data terbagi menjadi dua yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
A.
Triangulasi teknik
peneliti menggabungkan beberapa teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda. Mislalnya, peneliti menggunakan observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama
dan serempak.
B.
Triangulasi sumber
Peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang sama untuk mendapatkan data dari sumber-sumber data yang
berbeda-beda.
KESIMPULAN
Sumber data Adalah Subjek dari
mana data dapat diperoleh. Sumber data terbagi menjadi 2 yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder.
Dari segi teknik, pengumpulan data
dapat dilakukan dengan cara: Interview (wawancara), Observasi (pengamatan),
Kuesioner (angket), Dokumen, Triangulasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan RD, (Bandung: Alfabeta, 2017)
Arikunto. Suharsimi, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010)
Ulber Silalahi, Metode Penelitian
Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2009)
[1] Prof. Dr. Suharsimi
Arikunto, Prosedur penelitian, (Jakarta
: PT Rineka Cipta ), Hal 172
[2] Dr. Ulber Silalahi, MA, Metode Penelitian Sosial, ( Bandung : PT
Refika Aditama), Hal. 289
[3] Prof. Dr. Suharsimi
Arikunto, Prosedur penelitian, (Jakarta
: PT Rineka Cipta ), Hal 173
[4] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung, Refika
Aditama, 2009) hal. 312
[5] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, (Bandung,
Alfabeta, 2017) hal. 137
[6] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta, Rineka
Cipta, 2010) hal. 270
[7] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung, Refika
Aditama, 2009) hal. 313
[8] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, (Bandung,
Alfabeta, 2017) hal. 140
[9] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung, Refika
Aditama, 2009) hal. 316
[10] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, (Bandung,
Alfabeta, 2017) hal. 145
[11] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta, Rineka
Cipta, 2010) hal. 272
[12] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, (Bandung,
Alfabeta, 2017) hal. 146
[13] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, hal.
142
[14] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung, Refika
Aditama, 2009) hal. 296
[15] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta, Rineka
Cipta, 2010) hal. 269
[16] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, (Bandung,
Alfabeta, 2017) hal. 240
[17] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta, Rineka
Cipta, 2010) hal. 274
[18] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, (Bandung,
Alfabeta, 2017) hal. 241
Komentar
Posting Komentar