Tafsir Surah Al-Baqarah 142-152
Ujian keyakinan kepada Allah Swt dan Rasulnya
سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا
وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا قُلْ لِلَّهِ الْمَشْرِقُ
وَالْمَغْرِبُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (142) وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ
أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ
عَلَيْكُمْ شَهِيدًا وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا
لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَى عَقِبَيْهِ وَإِنْ
كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ وَمَا كَانَ اللَّهُ
لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (143) قَدْ
نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا
فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا
وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ
الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ (144)
Orang-orang yang kurang akal diantara manusia akan berkata “apakah
yang memalingkan mereka (muslim) dari kiblat yang dahulu mereka kepadanya?”
katakanlah (muhammad) “milik Allah-lah timur dan barat. Dia memberi petunjuk
kepada siapa yang dia kehendaki ke jalan yang lurus. Dan demikian pula kami
telah menjadikan kamu (umat islam) Umat pertengahan agar kamu menjadi saksi
atas (perbuatan) manusia dan agar rasul (Muhammad) menjadi saksi atas
(perbuatan) kamu. Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat)
kepadanya melainkan agar kamu mengetahui siapa yang mengikuti rasul dan siapa
yang berbalik ke belakang. Sungguh (pemindahan kebilat) itu sangat berat,
kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah Swt. Dan Allah
tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sungguh Allah Swt maha pengasih, maha penyayang
kepada manusia. Kami melihat wajahmu (muhammad) sering menengadah ke langit,
maka akan kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah
wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan dimana saja engkau berada, maka hadapkanlah
wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab (taurat dan
injil) tahu bahwa (pemindahan kitab) itu adalah kebenaran dari tuhan mereka.
Dan Allah Swt tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. (Qs. Al-Baqarah:
142-144)
As-Sufaha’
adalah menurut az-zujaj adalah orang-orang musyrik arab. Sedangkan menurut
Mujahid adalah orang-orang yahudi. Akan tetapi menurut As-Saddi adalah
orang-orang munafik. Akan tetapi makna dari As-Sufaha’ adalah mencangkup dari
semua penjelasan yang diatas.
Umat
muslim ketika menghadap Baitulmaqdis sebagai kiblat kurang lebih enam belas
bulan atau tujuh belas bulan mereka menghadap Balitulmaqdis. Akan tetapi nabi
Muhammad Saw lebih senang dalam hati beliau jika kiblat mengarah kepada
Baitullah yang mana dsitu mengahadap ka’bah yang mana dia adaah kiblat pertama
yang dibangun jauh sebelum Baitulmaqdis. Maka allah Swt yang maha mengetahui
dan maha penyayang mengabulkan permintaan nabi Muhammad Saw untuk memalingkan
kiblat mereka menghadap baitullah di Makkah.
Maka
orang-orang yang kurang akalnya yaitu orang-orang munafik, musyrikin dan yahudi
mereka mengatakan “apakah yang memalingkan mereka (muslim) dari kiblat yang
dahulu mereka kepadanya?” Maka Allah
Swt menurunkan firmannya yaitu: ?” katakanlah (muhammad) “milik Allah-lah
timur dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki ke jalan
yang lurus.
Dalam
ayat ini menunjukkan betapa besarnya kekuasaan Allah Dia-lah sang maha pemilik
segala-galanya, kita sebagai hambanya selayaknya memenuhi dan mematuhi
perintahnya. Kita sebagai hamba yang tidak memiliki apa-apa baik dari segi
kekuatan, pengetahuan dan yang lainnya tidak mampu melakukan apa-apa kecuali
dengan petunjuk dan hidayah yang allah Swt berikan kepada hambanya yang Ia
kehendaki. Selayaknya bagi umat muslim patuh dan tunduk kepada Allah Swt dan
menjadi contoh yang baik bagi yang lain. Sebagaiman firman Allah Swt pada
lanjutan ayat ini.
Dan demikian pula kami telah menjadikan kamu (umat islam) Umat
pertengahan yaitu umat yang
teladan dan adil.
Posisi
tengah ialah posisi yang dapat dijangkau oleh semua arah baik dari depan,
belakang, kanan, kiri. Dan juga posisi ini tidak memihak kepada yang lain
karena menjadi penengah bagi yang lain. Posisi ini dapat dijadikan contoh
teladan bagi yang lainnya
agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia yakni pada hari kiamat bahwa rasul-rasul mereka teleh menyelesaikan
tugas mereka sebagai penyampai risalah kepada mereka. dan agar rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Bahwa rasul telah menyampaikan
risalah kepada meraka
Kami tidak menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat)
kepadanya melainkan agar kamu mengetahui siapa yang mengikuti rasul dan siapa
yang berbalik ke belakang. Sesungguhnya
Allah Swt maha mengetahui isi hati mereka, akan tetapi Allah Swt ingin menguji
iman mereka, agar semuanya mengetahui bahwa siapa saja yang setia kepada nabi
Muhammad dan siapa saja yang tidak patuh kepada nabi Saw.
Sungguh (pemindahan kebilat) itu sangat berat, kecuali bagi
orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah Swt. Perasaan yang sangat berat itu tidak akan menjadi berat bagi
siapa-siapa yang Allah Swt kehendaki. Dalam ayat ini kita dapat memahami
bahwasanya segala sesuatu akan terjadi atas kehendak Allah Swt. Sesuatu apapun
yang kita inginkan tidak bakal terwujud melainkan atas izin Allah Swt.
Setelah
pemindahan ka’bah dari Baitul Maqdis ke Makkah lalu banyak bermunculan
pertanyaan tentang tentang orang yang meninggal sebelum kiblat dipindahkan.
Lalu turunlah ayat ini Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Yakni
mereka tetap mendapatkan pahala dan amal-amal mereka tetap Allah Swt terima.
Karena Sungguh Allah Swt maha pengasih, maha penyayang kepada manusia. Kepada
setia makhluknya melebihi kasih sayang dari siapapun. Maka dari itu Allah tidak
akan menguji hambanya sesuai dengan kemampuannya sebagaimana firman Allah Swt
dalam surat Al-Baqarah لَا يُكَلِّفُ
اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا . Dan
tentunya tidak akan menyia-nyiakan ketaatan hambanya dan juga iman para
hambanya.
Allah
swt mengetahui kehendak rasul dan hamba-hambanya. Mengetahui isi hati nabi
Muhammad Saw akan keinginan pindahnya kiblat ke arah Baitullah Makkah. Maka
Allah Swt mengabulkan apa yang rasul Saw inginkan sebagaimna firman Allah Swt Kami
melihat wajahmu (muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan kami
palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke
arah Masjidilharam. Dan sampai sekarang umat muslim menghadap ke arah
Baitullah Makkah sebagai kiblat.
Perintah
memalingkan kiblat ke arah Masjidilharam bukan hanya dikhususkan kepada nabi
Muhammad Saw saja, akan tetapi kepada setiap manusia agar memalingkan diri
mereka ke arah Baitullah sebagaimana firman Allah Swt Dan dimana saja engkau
berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu.
Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab (taurat dan injil)
tahu bahwa (pemindahan kitab) itu adalah kebenaran dari tuhan mereka. Dan Allah
Swt tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. Maksudnya adalah mereka mengetahui dengan jelas akan kebenaran ini
akan tetapi mereka enggan menerimanya. Dan Allah swt adalah Dzat yang maha
mengetahui. Tentulah Allah Swt mengetahui apa yang mereka sembunyikan dari
kebenaran yang mereka ketahui.
Dalam
tiga ayat ini menunjukkan bahwa iman seseorang akan diuji oleh Allah Swt atas
kepercayaan mereka terhadap agama dan keyakinan kepada rasul-rasul Allah Swt.
Maka barangsiapa yang yakin atas keimanannya niscaya Allah Swt tidak akan
menyia-nyiakannya Allah akan membalasnya dengan sebaik-baiknya balasan.
وَلَئِنْ أَتَيْتَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
بِكُلِّ آيَةٍ مَا تَبِعُوا قِبْلَتَكَ وَمَا أَنْتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ وَمَا
بَعْضُهُمْ بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ مِنْ
بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ إِنَّكَ إِذًا لَمِنَ الظَّالِمِينَ (145)
Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi
dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan),
mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat
mereka, dan sebagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebagian yang lain.
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu
kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang
dzalim. (Qs. Al-Baqarah: 145)
Dikarenakan
sifat keras kepala para ahli kitab, sehingga dia tidak dapat menerima kebenaran
yaitu tentang kebenaran perpindahan arah kiblat, padahal mereka mengetahui atas
bukti-bukti kebanaran yang terdapat dalam kitab mereka.
Mereka
tidak akan mengikuti kiblat umat muslim. Mereka akan selalu berusaha agar umat
muslim kembali lagi menghadap kiblat mereka sebagaimana firman Allah Swt mereka
tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka
Pada
ayat di atas dapat dipahami bahwa tidak akan ada lagi perpindahan arah kiblat
yakni Masjidilharam ke Baitulmaqdis atau ke tempat yang lain
Demikian
pula mereka yaitu para ahli Kitab akan benar-benar menjaga kiblat mereka.
Orang-orang Nasrani tidak akan mengikuti kiblat orang-orang Yahudi, begitupula
sebaliknya orang-orang Yahudi tidak akan mengikuti kiblat orang-orang Nasrani
sebagaiman firman Allah Swt dan sebagian merekapun tidak akan mengikuti
kiblat sebagian yang lain karena mereka menganggap golongan yang lain
adalah salah
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah
datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan
orang-orang yang dzalim. Maksudnya
adalah jika iman umat Muslim tergoda oleh para ahli kitab dan mengikuti hawa
nafsu mereka setelah mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Maka akan
tergolong kepada orang-orang yang dzalim
Dalam
ayat ini kita dapat memahami bahwasanya kebenaran apa saja walaupun seudah
jelas bukti kebanarannya, maka tetaplah tidak akan diikuti karena tingginya
rasa egois yang ada di dalam diri.
Semua
ini menunjukkan bahwasanya sifat ego harus dibuang dalam diri, karena dapat
menutup pintu hati, agar mudah menerima kebenaran yang hakiki. Sehingga tidak
akan jatuh kepada kesalahan-kesalah. Dan terhindar dari golongan yang tidak
baik.
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ
كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ
الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (146)
Orang-orang yang telah kami beri kitab (Taurat dan
Injil) mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri.
Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenara, padahal mereka
mengetahui. (Qs. Al-Baqarah: 146)
Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani mengetahui
kebenaran kiblat dan mengetahui kebenaran nabi Muhammad Saw. Bahkan mereka
lebih mengenal melebihi anak-anak mereka sendiri. Karena dalam kitab mereka
yaitu Taurat dan injil telah menjelaskan ciri-ciri nabi Muhammad Saw.
Sebagian dari mereka menyembunyikan kebenaran yang
mereka ketahui, dikarenakan ke egoisan dan fanatisme buta mereka yang
menghalangi mereka. Mereka lebih mendahulukan hawa nafsu mereka dari pada akal
sehat mereka.
الْحَقُّ مِنْ
رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (147)
Kebenaran itu dari tuhanmu, maka
janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu. (Qs.
Al-Baqarah: 147)
Segala kebenaran itu pasti datangnya dari
Allah Swt. Maka yakinkanlah dalam diri akan kebenaran itu jangan meragukannya
lagi. Dalam masalah perpindahan kiblat adalah dari Allah Swt. Maka yakinlah
dalam diri bahwa ini adalah kebenaran dari Allah. Dan jangan menjadi ragu
karena orang-orang yang menentangnya
Dalam
beragama dan mengimani Allah Swt harus meyakini sepenuhnya dalam hati dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan. Dan tidak boleh adanya keraguan dalam
meyakini Allah Swt. Karena yang datang dari Allah Swt adalah pasti kebenaran
yang hakiki.
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا
الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (148)
Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka
berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah Swt
akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Swt Maha kuasa atas segala
sesuatu. (Qs. Al Baqarah: 148
Umat
Yahudi memiliki kiblat sendiri dan juga Nasrani memiliki kiblat mereka sendiri
yang mereka anggap benar menurut mereka. Umat islam juga memiliki kiblat yakni
Ka’bah yang Allah Swt ridhai sebagai kiblat. Dan tentunya kiblat yang Allah
ridhai adalah kiblat yang benar.
Maka
berlomba-lombalah dalam kebenaran dan dalam meraih keridhaan Allah swt
dimanapun dan kapanpun. Sesungguhnya Allah akan membalas amal perbuatan kalian.
Dan Allah akan mengumpulkan kalian semua tanpa adanya satupun yang luput dari
perhitungan-Nya.
Allah
Swt Maha kuasa. Hanya Dia yang kuasa untuk mematikan, menghidupkan, memudahkan,
dan juga mengumpulkan semua hambanya pada hari kiamat.
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ
الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِنَّهُ لَلْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ
عَمَّا تَعْمَلُونَ (149)
Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, hadapkanlah wajahmu ke
arah masjidilharam, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari tuhanmu. Allah
tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Baqarah: 149)
Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, hadapkanlah wajahmu ke
arah masjidilharam.Dimanapun kamu
berada baik kamu keluar ataupun menetap hadapkanlah wajahmu ke arah Ka’bah di
Masjidil Haram. Sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari tuhanmu.
Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. Mengandung makna peringatan dari Allah Swt bahwasanya Allah Swt
Maha mengetahui, Maha melihat. Allah Swt tidak akan lupa dan lengah terhadap
apa yang dilakukan oleh hambanya.
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ
الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ
لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا
مِنْهُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي وَلِأُتِمَّ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ
تَهْتَدُونَ (150)
Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, maka hadapkanlah wajahmu
ke arah MasjidilHaram. Dan dimana saja kalian berada, maka hadapkanlah wajahmu
ke arah itu, agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu), kecuali
orang-orang yang dzalim di antara mereka. Janganlah kamu takut kepada mereka,
tetapi takutlah kepada-Ku, agar aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu, dan agar
kamu mendapat petunjuk. (Qs. Al-Baqarah: 150)
Awal
kalimat dalam ayat ini sama dengan awal kalimat pada ayat sebelumnya yakni Dan
dari manapun engkau (Muhammad) keluar, maka hadapkanlah wajahmu ke arah
MasjidilHaram. Hadaplah kamu (Muhammad) ke arah ka’bah di Masjidil Haram.
Sedangkan
lanjutannya adalah menggunakan bentuk jama’ Dan dimana saja kalian berada,
maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu, maksudnya adalah semua umat muslim
agar segera menghadap ke arah ka’bah ketika shalat. Menghadap ke arah yang sama
yaitu sentral dunia dan titik perputaran yaitu Ka’bah di Masjidil Haram yang
menjadi kiblat nabi Ibrahim As.
agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu), agar tidak ada dari orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik
alasan supaya kamu meninggalkannya dan tidak lagi menghadap Ka’bah. Untuk
menyangkal perdebatan antara kamu dan mereka, misalkan seandainya kamu tidak
mentaati maka orang-orang Yahudi berkata, “Bagaimana bisa Muhammad shalat
menghadap Baitul Maqdis, padahal yang
disebutkan di dalam kitab kami bahwa kiblatnya adalah Ka’bah”. Dan
orang-orang Musyrik berkata, “ Bagaimana bisa nabi Muhammad mengaku mengikuti
agama Ibrahim As, sedangkan dia menyalahi kiblatnya.
kecuali orang-orang yang dzalim di antara mereka. Akan tetapi pada kenyataanya mereka tetap keras kepala dan tidak
akan menghentikan perdepatan ini. Bahkan mereka munuduh perpindahan arah kiblat
sebagai kecondongan kepada agama leluhur dan kecintaan kepada negri sendiri.
Akan
tetapi janganlah kau hiraukan perkataan dan tuduhan mereka. Tetaplah berpegang
teguh kepada kebenaran. Jangan lah ragu dalam hati kamu dan janganlah kamu
khawatir dan takut. Takutlah kalian pada Allah Swt dan taatilah segalah
perintah yang datang dari Allah Swt dengan penuh keyakinan. Niscaya nikmat
Allah akan Allah Swt sempurnakan bagi kalian.
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ
يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ
وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ (151)
Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami
telah mengutus kepadamu rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat kami
kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan
Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui (Qs.
Al-Baqarah: 151)
Tujuan
diutusnya rasul guna menyampaikan kebenaran perpindahan kiblat. Menyampaikan
ayat-ayat Al-Quran dan hukum-hukum yang terdapat dalam Al-quran. Menyampaikan
kabar gembira akan nikmat-nikmat yang Allah Swt sempurnakan. Membersihkan dalam
diri kalian sifat-sifat kemusyrikan. Menjadikan kalian jauh lebih baik dari
sebelumnya. Mengajarkan kalian sesuatu yang sebelumnya kalian tidak
mengetahuinya.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا
تَكْفُرُونِ (152)
Maka ingatlah kalian kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu,
dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (Qs.
Al-Baqarah: 152)
Maka ingatlah kalian kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dengan mendekatkan diri melalui ketaatan-ketaatan kepada Allah Swt
seperti shalat, puasa, dsb. Makan Allah pasti ingat pula kepada kalian dengan
membalah amalan-amalan kalian dengan pahala dan nikmat-nikmat-Nya
dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku. Bersyukurlah
atas apa yang telah Allah Swt berikan kepada kalian dengan ketaatan dan jangan
kalian ingkar atas nikmat-Nya dengan cara durhaka dan maksiat kepada-Nya.
Komentar
Posting Komentar