Tafsir Surat Ali Imran 100-120

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ (100)
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (Qs. Ali Imran: 100)
Pada permulaan ayat ini Allah Swt menyerukan kepada orang-orang Mu’min dengan menggunakan kata Yaayyuha yang mana lafadz ini menunjukkan bahwasanya ada perkara yang sangat penting untuk orang-orang Mukmin dan Allah mengingatkan orang-orang Mukmin akan bahaya tuduhan sebagian Ahli al-Kitab bagi orang-orang Mu’min yang menuruti dan mendengarkan tuduhan para Ahli kitab, ini merupakan hal yang sangat penting bagi orang-orang mukmin agar tidak mendengarkan dan mengikuti tuduhan-tuduhan mereka. Karena dapat menyebabkan rusaknya iman. Dan mereka akan mengembalikan keimanan kalian pada keingkaran setelah kalian beriman.
وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (101)
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Qs. Ali Imran: 101)
Dalam ayat ini menjelaskan bahwasanya, bagaimana mungkin kalian (orang-orang mukmin) kembali lagi dalam keadaan kekafirannya padahal ayat-ayat Al-Quran turun kepada nabi Muhammad Saw. Sedangkan Nabi Muhammad Saw berada diantara kalian siang dan malam membacakan Al-Quran kepada kalian (orang-orang Mukmin.
Maka dari itu kalian berpegang teguhlah dan bertaqwa karena dengan itu kalian bertaqwa kepada Allah Swt akan menjadikan bekal untuk menghidari dari larangan-larangan Allah Swt dan menjadikan sarana ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah Swt yang akan menuntun kalian ke jalan yang lurus.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (102)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Qs. Ali Imran: 102)
Dalam ayat ini terdapat perintah bahwasanya orang-orang mukmin hendaknya bertaqwa kepada Allah Swt. Dengan mentaati segala perintahnya, mensyukuri segala nikmatnya dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang oleh Allah Swt.
Akan tetapi Zaid bin Aslam, said bin Jubair dan yang lainnya berpendapat bahwasanya ayat ini dinasakh dengan firman Allah pada surat At-Taghabun ayat 16 فااتقوا الله مااستطعتم
Dan jangan lah kamu mati dalam keadaan selain keadaan muslim, yakni pertahankanlah keimananmu semasa sehat atau semasa hidupmu dengan tidak syirik dan kufur. Karena kematian sesoramg sesuai dengan kebiasaanya semasa hidupnya.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (103)
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Qs. Ali Imran: 103)
Berpegang teguhlah kalian pada tali Allah swt maksudnya adalah Al-Quran. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits Marfu’ yang diriwayatkan dari Sayyidina Ali R.a yang Artinya: Al-Quran adalah tali Allah Yang paling kuat dan jalannya yang lurus.
Kemudian dilanjutkan dengan larangan berpecah belah karena akan berdampak pada lemahnya agama, persatuan akan membuat agama menjadi lebih kuat. Sebagaimana hadits nabi Muhammad Saw, “Orang muslim bagaikan bangunan, yang mana satu sama lainnya saling menguatkan.
Ingatlah akan nikmat Allah Swt yakni mensyukurinya dengan tidak kufur atas nikmatnya yang telah menyatukan kalian dengan datangnya islam, yang mana mereka dahulu saling bermusuh-musuhan dan berada di tepi jurang nereka. Lalu, Allah Swt menolong mereka dengan islam dan menyatukan mereka seperti saudara. Sehingga kalian mendapatkan petunjuk dari Allah Swt.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (104)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Qs. Ali Imran: 104)
Ayat ini menjelaskan tentang siapakah orang yang beruntung dunia dan akhirat?! Setiat orang pasti menghendaki keberuntungan tanpa terkecuali. Sedangkan Allah Swt pada ayat ini menjelaskan bahwasanya orang-orang yang beruntung itu adalah orang yang mengajak kepada kebaikan yakni islam.
Dan menyuruh kepada yang Ma’ruf. Dalam menyerukan kepada kebaikan, maka otomatis yang mengajak telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, yang mana orang yang melakukan ini termasuk sebaik-baiknya manusia. Sebagaimana hadits nabi: “Sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat pada manusia.
Tidak cukup hanya menyuruh pada yang Ma’ruf akan tetapi lanjutannya adalah mencegah yang mungkar, memberantas kerusakan. Sebagaimana yang hadits nabi yaitu: “Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tanganmu. Jika tidak mampu, maka ubahlah dengan lisanmu. Dan apabila masih belum mampu, maka ubahlah dengan hatinya. Maka itulah paling lemahnya iman” (HR. Muslim)

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (105)
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (Qs. Ali Imran: 105)
Setelah Allah swt menerangkan tentang Amr ma’ruf nahi mungkar pada ayat sebelumnya, maka pada ayat ini Allah Swt melarang ummat ini untuk tidak seperti ummat-ummat terdahulu yaitu bercerai-berai menjadi beberapa golongan dan berselisih padahal telah datang kepada mereka keterangan yang sudah jelas kepada mereka. Maka dari itu Allah Swt memberikan Adzab dan siksaan yang sangat berat.
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ فَأَمَّا الَّذِينَ اسْوَدَّتْ وُجُوهُهُمْ أَكَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (106)  وَأَمَّا الَّذِينَ ابْيَضَّتْ وُجُوهُهُمْ فَفِي رَحْمَةِ اللَّهِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (107)
pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (surga); mereka kekal di dalamnya. (Qs. Ali Imran: 106-107)
Pada hari itu terdapat ada muka yang berseri yaitu muka orang-orang Mukmin karena kegembiraan mereka. Namun, ada juga muka yang hitam yaitu muka orang-orang kafir karena kesedihan.
Dikatakan kepada orang-orang kafir yang mukanya menghitam: “Mengapa kalian kafir setelah beriman dan datangnya keterangan?!”. Maka, karena kekafiran mereka setelah beriman Allah Swt mengadzab mereka.
Akan tetapi pada lanjutan ayat ini adalah berita gembira terhadap orang-orang beriman yang mukanya memutih dan berseri melainkan karena kesenangan mereka. Kesenangan yang mereka dapatkan adalah mereka berada dalam rahmat Allah Swt dan masuk surga-Nya, serta kekal didalamnya selama-lamanya.
تِلْكَ آيَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعَالَمِينَ (108)
Itulah ayat-ayat Allah. Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya. (Qs. Ali Imran: 108)
Allah Swt telah menjelaskan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dan yang berbuat kedzaliman atau keburukan. Demikian juga Allah Swt telah menjelaskan kebenaran dan keadilan.
Allah Swt tidak akan mendhalimi hambanya baik jin ataupun manusia yakni Allah Swt memberikan balasan mereka sesuai dengan apa yang telah mereka lakukan semasa hidupnya. Apabila mereka melakukan kebaikan maka Allah Swt akan membalasnya dengan kebaikan-kebaikan juga. Demikian juga jika mereka melakukan keburukan maka Allah Swt akan menghukumnya.
وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ (109)
Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan. (Qs. Ali Imran: 109)
Hanya Allah Swt lah yang mempunyai hak segala yang di bumi dan yang di langit. Apapun yang Allah Swt kehendaki tidak bakal ada yang dapat menentangnya karena Allah Swt adalah sang Maha Pencipta dan yang mempunyai hak atas segala sesuatu. Dan hanya kepada Allah Swt segalai sesuatu dan urusan dikembalikan.
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ (110)
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Qs. Ali Imran: 110)
Ummat muslim adalah ummat yang diciptakan untuk saling mengingatkan satu dengan manusia yang lain. Menyeru kepada yang Ma’ruf dan mencegah yang Mungkar adalah konsep yang amat sangat baik dalam agama Islam. Tentunya juga didasari atas iman kepada Allah Swt. Karena dengan konsep ini sangat berdampak sangant baik bagi diri sendiri dan orang lain. Konsep inilah yang menjadikan ummat islam sebagai ummat yang terbaik disisi Allah Swt.
Seandainya para Ahli kitab beriman dan masuk islam niscaya akan menjadikan diri mereka baik. Akan tetapi dengan ke egoisan mereka yang ingkar kepada datangnya nabi Muhammad Saw membuat mereka tidak beriman. Akan tetapi ini tidak berlaku kepada semua para Ahli kitab. Diantara mereka ada yang beriman dan masuk islam seperti sahabat Abdullah bin Salam r.a. dan sahabat-sahabatnya yang lain, walaupun jumlah mereka yang beriman lebih sedikit dari pada mereka yang fasik.
لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلَّا أَذًى وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ (111)
Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. (Qs. Ali Imran: 111)
Orang-orang fasik tidak akan dapat merugikan dan memberi mudharat kepada ummat Muslim. Mereka mengganggu hanya sebatas dilisan mereka saja, mereka hanya mencela dan mengejek ummat Muslim.
Allah Swt tidak akan memberikan pertolongan kepada mereka dalam peperangan. Sehingga mereka medapatkan kekalahan dan berlarian mundur dari peperangan. Akan tetapi sebaliknya Allah Swt memberikan pertolongan kepada ummat Muslim.
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ (112)
Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (Qs. Ali Imran: 112)
Mereka tidak akan mendapatkan kemulian dimana saja mereka berada, akan tetapi sebaliknya mereka akan selalu mendaptkan kehinaan dan dipandang rendah. Kecuali jika mereka berpegang kepada tali Allah Swt dan tali dengan manusia maksudnya adalah dengan jaminan Allah Swt seperti penerapan hukum islam kepada mereka dan perjanjian perlindungan dari orang-orang Mukmin seperti membayar fidyah
Kehinaan dan kerendahan mereka dikarenakan oleh perbuatan mereka sendiri yaitu mereka egois yang berdampak pada keingkaran pada ayat-ayat Allah Swt yang menjelaskan tentang kebenaran nabi Muhammad Saw. dan juga karena mereka membunuh dengan tanpa alasan nabi-nabi yang diutus kepada mereka .mereka durhaka dan melampaui batas.
لَيْسُوا سَوَاءً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ (113) يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ (114) وَمَا يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ (115)
Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud. Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa. (Qs. Ali Imran: 113-114)
Pada ayat sebelumnya menjelaskan tentang kekufuran para Ahli kitab yang berdampak kehinaan bagi mereka sendiri. Sedangkan, pada ayat ini memberikan pengecualiaan bahwasanya tidak semua dari mereka yang kufur.
Sebagian dari mereka juga ada yang mengimani dan masuk islam yang mana mereka selalu membaca ayat-ayat Al-Quran, shalat dan melakukan sesuatu yang diperintahkan dalam islam.
Mereka meyakini Allah Swt dan rasulnya, serta mereka mengajak kepada yang Ma’ruf dan mencegah dari yang Mungkar. Dan juga mereka berlomba-lomba dan bergegas kepada kebaikan-kebaikan. Maka mereka tergolong kepada orang-orang yang shalih
Segala sesuatu kebaikan yang mereka lakukan tidak akan terhalan dari mendaptkan pahala. Bahkan, Allah Swt akan membalasnya dengan lebih daripada kebaikan. Allah swt Maha Mengetahui sesuatu yang tersembunya ataupun yang terang-terangan. Maka dari itu Allah Swt mengetahui perbuatan yang dilakukan mereka. Sehingga Allah swt tidak akan mensia-siakan amal baik mereka.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (116) مَثَلُ مَا يُنْفِقُونَ فِي هَذِهِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رِيحٍ فِيهَا صِرٌّ أَصَابَتْ حَرْثَ قَوْمٍ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَكِنْ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (117)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir baik harta mereka maupun anak-anak mereka, sekali-kali tidak dapat menolak azab Allah dari mereka sedikitpun. Dan mereka adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini, adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Qs. Ali Imran: 116-117)
Pada ayat sebelumnya menjelaskan tentang keimanan para Ahli kitab. Sedangkan, pada ayat ini menjelaskan tentang harta dan anak-anak dari orang-orang kafir tidak dapat menghalangi siksa dan adzab Allah Swt. Maka dari itu tidak pula ada yang menghalangi mereka masuk ke dalam api nereka. Orang-orang kafir akan masuk nereka dan mereka kekal didalamnya.
Dalam kitab tafsir Jalalain dijelaskan bahwa penyebutan harta dan anak-anak mereka, karena yang biasa manusia lakukan dalam pembelaan terhadap dirinya ialan menggunakan tebusan harta dan bantuan dari anak-anaknya.
Dan pada lanjutan ayat ini Allah Swt memberikan permisalan terhadap harta mereka yang mereka nafkahkan di dunia ini yaitu seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Dengan perbuatan mereka itulah mereka menjadi teraniaya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (118)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (Qs. Ali Imran: 118)
Peringatan terhadap orang-orang Muslim agar tidak membukakan rahasia-rahasia mereka dan tidak memberikan kepercayaannya kepada Yahudi, Nasrani. Karena hal ini dapat membahayakan orang-orang Muslim. Mereka akan menyebarkan rahasia-rahasia orang-orang mukmin. Mereka ingin menjatuhkan ummat muslim. Mereka menyimpan permusuhan yang besar dalam hati mereka. Allah Swt telah menjelaskan kepada ummat Muslim ayat-ayat Al-Quran tentang tanda-tanda permusuhan mereka. Maka janganlah ummat muslim menjadikan mereka sebagai kepercayaan.
هَا أَنْتُمْ أُولَاءِ تُحِبُّونَهُمْ وَلَا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا لَقُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الْأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (119) إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (120)
Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata "Kami beriman", dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (Qs. Ali Imran: 119-120)
Ketika ummat Islam menyukai mereka karena berbagai macam hubungan padahal mereka tidak menyukai ummat Islam karena keegoisan dan fanaik mereka. Mereka selalu berpura-pura dihapan kalian beriman. Padahal dalam hati mereka berisikan kebencian yang sangan mendalam pada ummat Islam. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala yang tersembunya dalam hati mereka ataupun yang terang-terangan.
Mereka akan selalu bersedih ketika kalian medapatkan kebaikan dari Allah Swt seperti menang dalam peperangan, mendapatkan harta rampasan perang. Akan tetapi sebaliknya mereka akan bangga jika mendapati kalian dalam keadaan kesusahan keseidahan seperti kalah dalam perang.
Cara mengantisipasinya adalah dalam lanjutan ayat ini bahwasanya kalian harus bersabar dan bertaqwa yakin tidak menjadikan mereka sebagai kepercayaan kalian. Maka kalian akan aman dan tipu daya mereka tidak akan memberikan mudharat bagi kalian Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.



Komentar

Postingan Populer